Bondowoso, Kota
kabupaten ini salah satu kota yang tidak memiliki garis pantai di Jawa terletak
di daerah Jawa Timur yang bertetangga dengan Kabupaten Jember di sebelah
Selatan, utara dengan Kabupaten Situbondo, timur dengan Kabupaten Banyuwangi
dan Barat dengan Kabupaten Probolinggo. Dikenal dengan Kota
Tape atau kota Pensiunan.
Kota ini berhawa dingin karena
daerah perkotaan terletak di daerah agak tinggi dibanding kota Kabupaten
sekitarnya.
BUDAYA
1.Pakaian khas Bondowoso
Pakaian khas Bondowoso ini merupakan perpaduan antara
pakaian khas Madura dengan sentuhan Jawa. Hal ini dapat dilihat dari ikat
kepala yang dipakai oleh si pria yang mirip seperti ikat kepala orang Madura
yang disebut “Odheng”. Jika dilihat dari pakaian dalam berupa kaos bermotif
garis menyamping warna hijau, mirip sekali dengan kaos bermotif garis merah
yang biasa dipakai Pak Sakera dari Madura. Dipadukan dengan
beskap (jas) yang menjadi ciri khas pakaian Jawa serta balutan kain batik khas
Bondowoso yang menampilkan motif daun singkong yang mencerminkan daerah
Bondowoso yang merupakan daerah penghasil singkong sebagai bahan dasar makanan
khas Bondowoso “Tape”.
Begitupula dengan pakaian yang dikenakan oleh si wanita,
perpaduan kebaya khas Jawa yang tampak simple namun tetap elegan dipadu dengan
balutan kain batik bermotif singkong khas Bondowoso yang cantik. Pakaian ini
terilhami dari kebudayaan Jawa dan Madura. Warna hijau dari kedua pakaian ini
merupakan cerminan dari daerah Bondowoso yang asri akan tumbuhan hijaunya serta
limpahan hasil buminya.
Pakaian ini biasa digunakan oleh para Duta Wisata
Bondowoso “Kacong Jebbing” di berbagai even.
2. Kesenian Bondowoso
Di daerah Bondowoso terdapat kesenian yaitu, singo ulung
yang berfungsi sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam upacara
ritual, dan jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai sekarang. Singo
ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa Blimbing, Kecamatan Klabang,
Kabupaten Bondowoso, dirintis oleh seorang tokoh masyarakat bernama Mulbi.
Kebudayaan ini diperkirakan lahir pada tahun 1942 M. Seni pertunjukan ini
menyajikan cerita tentang kisah seorang pendiri desa bernama Juk Seng atau Mbah
Singo yang disertai dengan atraksi-atraksi yaitu Topeng Kona (topeng yang
pertama kali di daerah tersebut), Tandhak Putri (tarian yang dilakukan oleh
seorang pria dengan menggunakan pakaian wanita), dan Ojung (atraksi yang
dilaksanakan oleh dua orang pemain yang masing-masing menggunakan properti
sebuah cambuk dari rotan.
3. Batik khas Bondowoso
Batik Khas Bondowoso mengusung konsep Kontemporer, Modern
dan Tradisional. Ciri khas motif yang dibuat yaitu Motif singkong dan Motif
tembakau, mengacu kepada daerah asal pembuatan yaitu perbatasan jember dan
Bondowoso yang merupakan daerah penghasil singkong yang merupakan bahan dasar
pembuatan makanan khas Bondowoso (tape) dan tanaman tembakau. Batik khas
Bondowoso dengan motif singkong ini juga merupakan pakaian khas Kacong Jebbing
Bondowoso yang merupakan duta wisata kabupaten Bondowoso.
4. Kerajinan Khas Bondowoso
Produk kerajinan Bondowoso tersebar di
berbagai wilayah, salah satunya terdapat di desa Cindogo, kecamatan Tapen yang
memiliki potensi di sektor industri pengolahan industri kecil yakni industri
kerajinan kuningan. Bondowoso sejak lama dikenal sebagai pusat kerajinan
kuningan. Kualitas hasil olahannya ternyata tidak kalah dengan produksi
kuningan dari Juwana di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kerajinan kuningan di Bondowoso banyak dijumpai di daerah
yang berlokasi kurang lebih 15 km kearah utara dari pusat kota. Perajin
kuningan hanya dapat ditemukan di desa ini karena struktur tanahnya yang cocok
sebagai bahan pembuat cetakan kuningan. Keistimewaan dari produk kuningan khas
Bondowoso ini terletak pada kualitas kuningannya yang tanpak mengkilat seperti
emas yang lebih awet, tanpa pengolahan tambahan, warna kuningnya dapat
bertahan lebih lama. Kerajinan ini telah terkenal tidak hanya di Indonesia
bahkan tidak jarang wisatawan manca negara datang ke desa Cindogo ini
untuk membeli hasil produksi kuningan ini sebagai koleksi atau sekedar buah
tangan.
MAKANAN KHAS
Makanan khas Bondowoso adalah tape manis Bondowoso, yang
umumnya dikemas dalam bsk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). Tape ini
terbuat dari singkong, wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of
cassava, mirip seperti peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis
Bondowoso lebih khas. Banyak wisatawan dari luar Bondowoso yang rela dating ke
Bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini. Merk tape manis yang terkenal
antara lain Tape manis 82, Tape manis 31, Mana Lagi 66, 17, dll. Toko penjual
tape manis Bondowoso pada umunya terkonsentrasi di Jalan Jendral Sudirman dan
Teuku Umar atau lebih dikenal daerah Pecinan. Jalan Jendral Sudirman. Selain
tape, makanan khas turunan dari tape juga banyak dijual di Bondowoso seperti
suwar-suwir, dodol tape, tape bakar, dll.
CIRI KHAS
Ciri khas Bondowoso yaitu, Bondowoso memiliki sebuah monumen
yang disebut Monumen Gerbong Maut. Gerbong Maut merupakan Monument Bersejarah dalam sejarah perjuangan Bangsa,
Bondowoso khususnya. "Tragedi Gerbong Maut" terjadi 23
November 1947. Saat itu, 100 pejuang yang menjadi tahanan Belanda diminta
keluar penjara. Mereka dimasukkan ke dalam tiga gerbong barang tanpa ventilasi
udara. Rupanya, mereka hendak dipindahkan ke penjara Kaliosok, Surabaya.
Kondisi gerbong
barang yang tanpa ventilasi membuat para tahanan itu tak kuat. Mereka kepanasan
dan kelaparan. Akhirnya, 46 orang tewas dalam gerbong tersebut.
Sumber :
http://bondowosocity.wordpress.com/
http://sucipramisti.blogdetik.com/2011/11/30/budaya-dan-pariwisata-bondowoso/
http://justyouknowwhat.blogspot.com/2011/11/budaya-bondowoso.html
Kondisi gerbong barang yang tanpa ventilasi membuat para tahanan itu tak kuat. Mereka kepanasan dan kelaparan. Akhirnya, 46 orang tewas dalam gerbong tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar