Rabu, 13 Agustus 2014

Bondowoso

Bondowoso, Kota kabupaten ini salah satu kota yang tidak memiliki garis pantai di Jawa terletak di daerah Jawa Timur yang bertetangga dengan Kabupaten Jember di sebelah Selatan, utara dengan Kabupaten Situbondo, timur dengan Kabupaten Banyuwangi dan Barat dengan Kabupaten Probolinggo. Dikenal dengan Kota Tape atau kota Pensiunan.  Kota ini berhawa dingin  karena daerah perkotaan terletak di daerah agak tinggi dibanding kota Kabupaten sekitarnya.

BUDAYA

Meskipun kota ini terbilang kecil namun Bondowoso memiliki berbagai macam budaya, seperti :
1.Pakaian khas Bondowoso
Pakaian khas Bondowoso ini merupakan perpaduan antara pakaian khas Madura dengan sentuhan Jawa. Hal ini dapat dilihat dari ikat kepala yang dipakai oleh si pria yang mirip seperti ikat kepala orang Madura yang disebut “Odheng”. Jika dilihat dari pakaian dalam berupa kaos bermotif garis menyamping warna hijau, mirip sekali dengan kaos bermotif garis merah yang biasa dipakai Pak Sakera dari Madura. Dipadukan dengan beskap (jas) yang menjadi ciri khas pakaian Jawa serta balutan kain batik khas Bondowoso yang menampilkan motif daun singkong yang mencerminkan daerah Bondowoso yang merupakan daerah penghasil singkong sebagai bahan dasar makanan khas Bondowoso “Tape”.
Begitupula dengan pakaian yang dikenakan oleh si wanita, perpaduan kebaya khas Jawa yang tampak simple namun tetap elegan dipadu dengan balutan kain batik bermotif singkong khas Bondowoso yang cantik. Pakaian ini terilhami dari kebudayaan Jawa dan Madura. Warna hijau dari kedua pakaian ini merupakan cerminan dari daerah Bondowoso yang asri akan tumbuhan hijaunya serta limpahan hasil buminya.
Pakaian ini biasa digunakan oleh para Duta Wisata Bondowoso “Kacong Jebbing” di berbagai even.

2. Kesenian Bondowoso
Di daerah Bondowoso terdapat kesenian yaitu, singo ulung yang berfungsi sebagai sarana upacara bersih desa atau sarana dalam upacara ritual, dan jenis seni tersebut masih tetap berlangsung sampai sekarang. Singo ulung sebagai seni pertunjukan yang hidup di desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, dirintis oleh seorang tokoh masyarakat bernama Mulbi. Kebudayaan ini diperkirakan lahir pada tahun 1942 M. Seni pertunjukan ini menyajikan cerita tentang kisah seorang pendiri desa bernama Juk Seng atau Mbah Singo yang disertai dengan atraksi-atraksi yaitu Topeng Kona (topeng yang pertama kali di daerah tersebut), Tandhak Putri (tarian yang dilakukan oleh seorang pria dengan menggunakan pakaian wanita), dan Ojung (atraksi yang dilaksanakan oleh dua orang pemain yang masing-masing menggunakan properti sebuah cambuk dari rotan.

3. Batik khas Bondowoso



Batik Khas Bondowoso mengusung konsep Kontemporer, Modern dan Tradisional. Ciri khas motif yang dibuat yaitu Motif singkong dan Motif tembakau, mengacu kepada daerah asal pembuatan yaitu perbatasan jember dan Bondowoso yang merupakan daerah penghasil singkong yang merupakan bahan dasar pembuatan makanan khas Bondowoso (tape) dan tanaman tembakau. Batik khas Bondowoso dengan motif singkong ini juga merupakan pakaian khas Kacong Jebbing Bondowoso yang merupakan duta wisata kabupaten Bondowoso.

4. Kerajinan Khas Bondowoso

Produk kerajinan Bondowoso tersebar di berbagai wilayah, salah satunya terdapat di desa Cindogo, kecamatan Tapen yang memiliki potensi di sektor industri pengolahan industri kecil yakni industri kerajinan kuningan. Bondowoso sejak lama dikenal sebagai pusat kerajinan kuningan. Kualitas hasil olahannya ternyata tidak kalah dengan produksi kuningan dari Juwana di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kerajinan kuningan di Bondowoso banyak dijumpai di daerah yang berlokasi kurang lebih 15 km kearah utara dari pusat kota. Perajin kuningan hanya dapat ditemukan di desa ini karena struktur tanahnya yang cocok sebagai bahan pembuat cetakan kuningan. Keistimewaan dari produk kuningan khas Bondowoso ini terletak pada kualitas kuningannya yang tanpak mengkilat seperti emas yang lebih awet, tanpa pengolahan tambahan, warna kuningnya dapat bertahan lebih lama. Kerajinan ini telah terkenal tidak hanya di Indonesia bahkan tidak jarang wisatawan manca negara datang ke desa Cindogo ini untuk membeli hasil produksi kuningan ini sebagai koleksi atau sekedar buah tangan.

MAKANAN KHAS


Makanan khas Bondowoso adalah tape manis Bondowoso, yang umumnya dikemas dalam bsk (anyaman dari bambu berbentuk kotak). Tape ini terbuat dari singkong, wisatawan mancanegara menyebutnya fermented of cassava, mirip seperti peyeum di Jawa Barat. Tapi rasa tape manis Bondowoso lebih khas. Banyak wisatawan dari luar Bondowoso yang rela dating ke Bondowoso hanya untuk membeli tape manis ini. Merk tape manis yang terkenal antara lain Tape manis 82, Tape manis 31, Mana Lagi 66, 17, dll. Toko penjual tape manis Bondowoso pada umunya terkonsentrasi di Jalan Jendral Sudirman dan Teuku Umar atau lebih dikenal daerah Pecinan. Jalan Jendral Sudirman. Selain tape, makanan khas turunan dari tape juga banyak dijual di Bondowoso seperti suwar-suwir, dodol tape, tape bakar, dll.

CIRI KHAS

Ciri khas Bondowoso yaitu, Bondowoso memiliki sebuah monumen yang disebut Monumen Gerbong Maut. Gerbong Maut merupakan Monument Bersejarah dalam sejarah perjuangan Bangsa, Bondowoso khususnya. "Tragedi Gerbong Maut" terjadi 23 November 1947. Saat itu, 100 pejuang yang menjadi tahanan Belanda diminta keluar penjara. Mereka dimasukkan ke dalam tiga gerbong barang tanpa ventilasi udara. Rupanya, mereka hendak dipindahkan ke penjara Kaliosok, Surabaya. 

Kondisi gerbong barang yang tanpa ventilasi membuat para tahanan itu tak kuat. Mereka kepanasan dan kelaparan. Akhirnya, 46 orang tewas dalam gerbong tersebut. 

Sumber :  

http://bondowosocity.wordpress.com/

http://sucipramisti.blogdetik.com/2011/11/30/budaya-dan-pariwisata-bondowoso/

http://justyouknowwhat.blogspot.com/2011/11/budaya-bondowoso.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar